Insania FM mempersembahkan Sandiwara Radio Keluarga Pak Mali selama 30 episode selama Bulan Ramadhan. Kisah sandiwara radio ini diangkat dari tradisi  keluarga yang umumnya terjadi di masyarakat Maluku Utara ketika menyambut datangnya bulan puasa 1444 H/2023 M.

 

Kenal lebih dekat dengan Keluarga Pak Mali

Berangkat dari keluarga sederhana yang tinggal di punggung Gamalama, Keluarga Pak Mali membawa pesan religi berbalut drama komedi Ternate di sepanjang Ramadan. Masalah kecil menjadi besar jika jatuh di tangan keluarga ini. Perkara-perkara ringan tentang bagaimana mengutamakan adab merupakan menu utama percakapan antara ibu dan anak, setiap sore, menjelang berbuka, di meja makan.

Kosakata dalam dialog sandiwara radio ini menggunakan Bahasa Ternate Pasar atau Bahasa Melayu Ternate. Nasihat-nasihat dan segala tradisi yang dibawa adalah murni warisan budaya dan pusaka tak benda yang masih berlaku di dalam keluarga orang-orang Ternate hingga kini. Sejatinya, nama Pak Mali selaku identitas kepala keluarga ini adalah plesetan dari kata “pamali,” yaitu hal-hal tabu yang tidak dapat dilanggar berdasarkan nilai-nilai adat. Pamali sendiri dalam Bahasa Ternate dikenal sebagai “boboso.”


Penanggung Jawab Program:
Andre M. Sastro
Arie Erffandy Daswir

Penulis Naskah & Alur Cerita:
Aiya Lee

Producer:
Arie Erffandy Daswir

Editor, Musik & Sound Efffect:
Ryo Prawira

Karakter dan Peran:
– Mama : Nadya Septiani (Septi Nursanti)
– Handayani : Aulia Wardana (Fitri Aulia Hamid)
– Riswan : Fiko Wiriawan (Fikram Tamrin)
– Nenek : Aiya Lee

Narator:
Arie Erffandy Daswir

Diproduksi oleh Insania FM Radio Network © 87,6 FM Ternate-2023


Dengarkan Sandiwara Ramadhan Series-Keluarga Pak Mali lainnya:

BERSIH-BERSIH RUMAH
Dalam tradisi Ramadan, orang-orang Maluku Utara kerap bersukacita menyambut bulan suci ini dengan ritual bersih-bersih rumah. Rumah-rumah akan dicat kembali, bahkan ada yang diubah warnanya. Bunga-bunga dirawat, seluruh pekarangan dibersihkan. Bapak memperbaiki saluran tersumbat, Ibu memasak, anak-anak merapikan kamar dan seluruh perabotan.Bulan Ramadan, bagi orang-orang Maluku Utara adalah bulan sakral. Itulah sebabnya, membersihkan diri dan lingkungan adalah tindakan ideal.


TAKJIL FALAJAWA
Falawaja adalah nama kampung yang berada di Kelurahan Muharijin, Ternate Tengah. Ketika Ramadan, jalan utama di kampung ini disulap menjadi Kawasan khusus penjaja kuliner khas Ternate. Kawasan ini berjejer sepanjang 200 meter di sepanjang jalan protokol Pahlawan Revolusi. Jajanan yang ditawarkan di sini cukup beragam, dan umumnya hanya bisa dijumpai saat Ramadan saja. Misalnya kue pelita, asida, dan kue srikaya.


BARONDA SORE
Bagi orang muda Ternate, lumrah rasanya jika menghabiskan waktu jelang berbuka dengan baronda atau jalan-jalan sore. Selama Ramadan, setiap sore warga tumpah ruah di jalanan. Ada yang membawa anak-istri, ada yang pulang kerja, pulang ziarah dari makam, atau sedang berburu takjil di Kawasan-kawasan kuliner strategis.


PERKARA KALAPA MUDA
Selain jajanan kue dan kolak, orang-orang Ternate kerap menyajikan kelapa muda Ketika berbuka puasa. Lumrahnya, air kelapa dicampur dengan larutan gula merah, sirup rasa jeruk, atau sirup lokal berwarna merah yang disebut stroop. Di Halmahera, air kelapa juga disantap bersama sagu lempeng yang dicelup dan dimakan bersamaan dengan daging kelapa muda. Gaya santap seperti ini masih kerap dijumpai di kalangan orang tua di Maluku Utara.


PUASA TETO
Puasa Teto adalah puasa setengah hari. Istilah ini berkonotasi positif dan sangat populer di Maluku Utara. Lazimnya disematkan kepada anak-anak yang belum baligh dan sedang dilatih berpuasa. Namun, istilah Puasa Teto dan konotasinya dapat berubah menjadi negatif seperti sindiran jika dilakukan oleh orang dewasa yang sengaja membatalkan puasa mereka atas kehendak sendiri serta alasan yang mengada-ada, dan bukan karena sakit atau keadaan lain yang terjadi di luar kendali mereka.


PIGI MANGAJI
Mengaji adalah rutinitas wajib yang dilaksanakan umat Islam selain salat. Selama Ramadan, banyak TPQ di Ternate memindahkan waktu mengaji bersama di antara Ashar dan Magrib. Sore hari, ketika anak-anak berangkat mengaji, para orang tua sibuk menyiapkan keperluan berbuka puasa untuk disantap bersama-sama. Malam harinya, jika anak-anak telah tidur setelah Tarawih, para orang tua bergantian mengaji hingga larut.


TARAWEH BAKU PANGGE
Bank adalah istilah lawas yang merujuk pada suara tarhim dan Azan dari masjid. Kata ini kerap digunakan orang-orang Ternate zaman dulu untuk menandai tibanya suara panggilan salat. Ketika bank telah tiba, Pantang hukumnya untuk menunda-nunda waktu ke masjid. Dalam tradisi keluarga Ternate, seorang Ibu sangat vokal dan tegas untuk urusan ketepatan waktu salat bagi anak-anaknya.


MANGAJI PUTUS-PUTUS
Seperti halnya salat, mangaji adalah ibadah paling sakral yang yang ditekankan keluarga Islam di Maluku Utara. Setiap kampung memiliki setidaknya satu TPQ atau rumah pengajian rumahan yang diasuh secara swadaya oleh para pangajar. Pada beberapa kasus, TPQ yang dikelola secara swadaya bahkan tidak memungut biaya apa pun. Semuanya dilakukan secara sukarela demi kemaslahatan umat. Seperti sejarahnya, Maluku Utara memang identik dengan kesultanan Islam yang kuat. Tidak heran jika apa pun yang menyangkut dakwah dan syiar Islam sangat mendapat dukungan penuh di sini.


CAKALELE DANDANG
Cakalele Dandang adalah istilah dari padanan bahasa kreol Ternate. Cakalele sendiri merupakan nama tarian yang melambangkan kejantanan dan keberanian orang-orang Maluku ketika melawan penjajah. Tari Cakalele ditarikan dengan parang sebagai pelengkap. Sedangkan dandang adalah periuk besar untuk menanak nasi. Keterpautan dua suku kata ini adalah ketidakserasian itu sendiri. Secara harfiah, Cakalele Dandang dapat diartikan sebagai amarah besar yang dapat memicu kontak fisik dan tidak dapat diukur, atau dapat juga menjadi sekadar gurauan untuk memecah ketegangan situasi dan pemanis kata-kata.


RADIO YANG SALAH
Setiap sore di bulan Ramadan, menjelang waktu berbuka, orang-orang Ternate menggunakan radio sebagai penunjuk waktu. Dahulu, radio menjadi alat bertukar kabar yang dikenal sebagai radiogram. Orang-orang yang tidak memiliki perangkat telepon akan menuliskan pesan di stasiun radio untuk dibacakan menjelang berbuka. Pesan-pesan itu dapat berupa kabar duka, pesan penting, hingga pengumuman dari pelosok. Karena fungsinya yang vital, radio bahkan diputar di masjid-masjid lewat pelantang sebelum berbuka puasa. Jika radio terlambat, radio yang salah.


MAMA MURKA
Disong adalah padanan kata dari ulekan. Orang-orang Maluku Utara sangat menggemari kerajinan disong yang terbuat dari pahatan batu besar. Ada beraneka macam disong yang dijumpai di pasar, seperti disong dari material kayu, disong dari material besi tempa, disong batu pahat, dan disong dengan material campuran antara batu dan semen. Kendati demikian, disong batu selalu jadi andalan, sebab jauh lebih kokoh dan tidak mudah retak atau patah. Disong sendiri terdiri dari landasan penahan dan anak disong. Kehilangan atau rusaknya anak disong dapat menjadi kabar buruk bagi perempuan Maluku Utara yang mendedikasikan hidupnya di dapur dan meja makan.


SAPA PE AJARAN
Ada etika dasar tidak tertulis yang berlaku di tengah masyarakat Kota Ternate dan Maluku Utara pada umumnya, yaitu tradisi saling berbagi makanan antar tetangga. Ketika kita menerima kiriman makanan dari tetangga, makanan akan segera ditukar ke wadah dan perangkat makan keluarga penerima, kemudian wadah dari pengirim segera dicuci dan dibersihkan sebelum dikembalikan. Lazimnya, tuan rumah penerima akan bernegoisasi untuk menahan wadah pengirim, untuk kemudian dikembalikan nanti beserta makanan balasan dari penerima ke pengirim makanan. Tradisi ini masih berlaku, bahkan kerap dijumpai di bulan Ramadan.


SKONGKOL GAGAL
Bukan rahasia jika waktu Ngabuburit menjadi waktu yang paling dinanti-nantikan orang Ternate. Di dalam keluarga, akan ada anak yang kerap bersekongkol mencari cara agar dapat menikmati Ngabuburit sebelum berbuka. Sedangkan, tradisi Islam yang ketat kadang meredam pergerakan orang-orang muslim di Ternate untuk duduk menenangkan diri menjelang berbuka puasa, daripada harus berada di jalan-jalan.


ARTIS KAMAR MANDI
Entah bagaimana ceritanya, setiap orang pasti merasa merdu ketika menyanyi di kamar mandi. Sah-sah saja sebab ini bisa meningkatkan perasaan bahagia, atau melatih kemampuan vokal kita. Namun, jika menyanyi di kamar mandi dilakukan saat memasuki waktu berbuka puasa, ini keliru. Mohon jangan ditiru.


TEH TALALU TUA
Terkadang, di Ternate, urusan warna teh bisa jadi polemik di meja makan. Itu sebabnya, jika sedang bertamu ke rumah orang Ternate, Tuan Rumah kerap menanyakan selera tamu sebelum menyeduh teh atau kopi. Takaran gula dan warna selalu menjadi topik utama, disusul suhu dan ukuran wadah. Betapa tamu begitu dimuliakan di masyarakat Ternate. Berikut dua istilah dasar yang dapat dipelajari dalam perkara menyeduh teh. Satu, manis buah-buah, yaitu sedikit takaran gula dengan rasa manis yang lembut. Dua, panas kuku, yang berarti bersuhu hangat, dan bukan panas mendidih.


NENE PE KOLAK
Kolak, sajian spesial yang kerap melengkapi menu buka puasa di meja makan. Di Ternate, kolak kerap dimasak dengan gula merah dan kayu manis. Kolak adalah menu andalan bagi anggota keluarga yang lanjut usia. Ada bermacam varian kolak yang dimasak orang Ternate, seperti kolak pisang, kolak ubi, kolak sukun, hingga kolak sagu. Terkadang, kolak juga disantap dengan es serut dan sirup lokal yang disebut stroop.


TUSAJI KOSONG
Tusaji adalah tudung nasi dalam Bahasa Ternate. Ada kode tidak tertulis di keluarga orang-orang Ternate. Jika tusaji digantung di dinding, itu artinya makanan belum tersaji di meja. Namun, jika tusaji berada di atas meja makan, itu berarti sajian telah siap disantap. Tusaji terdiri dari berbagai diameter, dengan material yang beragam. Ada yang terbuat dari plastik berongga, kain, anyaman kulit rotan, hingga kawat.


HARUS LUMPIA
Di bulan Ramadan, ada satu tradisi yang masih berlaku di masyarakat Kota Ternate, yaitu sedekah takjil di masjid dari warga di sekitarnya. Sedekah ini merupakan bentuk cinta kasih antar sesama Muslim yang sama-sama menjalankan ibadah puasa. Karena fenomena ini, masjid kerap turun tangan untuk mengatur waktu pemberian sedekah dengan merancang jadwal dan menyebarkan undangan resmi ke rumah-rumah warga. Hal ini bertujuan agar tidak ada sedekah takjil yang tersisa atau mubazir pasca berbuka puasa. Warga yang menerima undangan dari masjid akan mempersiapkan sajian terbaik untuk dibawa ke masjid sebelum waktuberbuka.


TUHAN TARA SUKA
Gendang Sahur adalah tradisi orang Ternate setiap Ramadan. Kumpulan pemuda akan mendatangi rumah-rumah warga setiap subuh untuk menyanyi bersama, bersalawat, bahkan berjoget singkat di depan rumah. Tujuannya agar Tuan Rumah segera bangun sebelum Imsak. Gendang sahur adalah sikap gotong royong dan bersukacita bersama. Namun, beberapa rombongan kerap membawa misi sosial berupa bantuan pembangunan masjid atau TPQ yang dilayangkan lewat undangan resmi ke rumah-rumah.


BAFOTO SUNSET
Selain berburu takjil dan baronda sore, milenial Ternate kerap menghabiskan waktu dengan berburu sunset sambil buka puasa bersama di alam terbuka. Beberapa spot yang menjadi tujuan menyaksikan matahari terbenam paling diburu adalah kawasan Tolire dan Kastela. Kedua lokasi ini berada di sisi barat Pulau Ternate dan berhadapan langsung dengan laut Halmahera. Tolire menyajikan pesona matahari terbaik sebelum tenggelam, ditemani suguhan es kelapa muda dan pisang goreng khas Ternate.


BAANTAR PE MARYAM
Bubengka merupakan kue basah dari Sulawesi Utara yang terbuat dari tepung terigu dan gula merah serta taburan kenari cincang dan aroma kayu manis. Sekilas, Bubengka mirip dengan brownies, tetapi karena menggunakan parutan kelapa, tampilannya jadi sedikit berbeda. Cita rasa yang dihasilkan dari Bubengka adalah manis dengan tekstur lembut serta rasa kelapa yang kuat. Penggunaan gula merah pada pembuatan kue Bubengka membuat warna kue ini menjadi gelap. Namun, Bubengka Ternate berbeda dengan bubengka dari Sulawesi Utara, sebab bahan dasarnya tidak menggunakan terigu melainkan ubi kayu dengan proses masak dipanggang.


LILIN MAGIC
Malam Lailatul Qadar memiliki perayaan khusus di Ternate. Orang-orang akan menyalakan obor ela-ela di tiap rumah dan makam keluarga. Obor ela-ela terbuat dari setangkai bambu bersumbu, dan ada juga yang berupa loga-loga atau lampu minyak dari limbah minuman botol. Di area pemakaman, ela-ela dirayakan dengan lilin yang dibakar antara waktu Magrib dan Isya. Sebelum pandemi, tradisi Ela-Ela kerap dilombakan antarkampung, sehingga pada saat malam Lailatul Qadar, kota Ternate tampak bersinar terang dari seberang lautan.


BAJU TAMBARU
Tradisi baju baru saat lebaran tidak terlalu kental pada keluarga Ternate yang konservatif. Bagi mereka, hari kemenangan tidak perlu dirayakan dengan budaya konsumtif. Orang-orang Ternate percaya, lebaran adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan pakaian serba putih dan bersih. Jika memiliki kelebihan, silakan kenakan pakaian yang baru. Namun, jika tidak, asal bersih dan putih saja sudah cukup.


DISKUSI ZAKAT
Zakat adalah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari hartanya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian besar negara yang bermayoritas umat Islam, memberikan zakat bersifat sukarela, namun ada juga beberapa negara yang zakat nya diurus juga oleh pemerintah. Di negara seperti Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana membayarkan zakat dengan memberikannya langsung ke badan amal. Sedangkan di Indonesia, zakat dapat diberikan melalui badan amal yang sah maupun lembaga yang ditunjuk pemerintah. Di Ternate, zakat dapat diberikan lewat masjid-masjid terdekat untuk disalurkan ke warga terdekat yang berhak menerimanya.