Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) resmi mengukuhkan 60 peserta dari 34 provinsi sebagai Moderate Millennial Agent (MMA) dalam acara Pengukuhan dan Inaugurasi MMA 2025 bertajuk “Siaran Sepenuh Cinta, Suburkan Kerukunan Umat Beragama”, di Jakarta, Rabu (11/6/2025) malam.
MMA atau Moderate Millenial Agent adalah para penyiar radio muda yang telah mengikuti pembinaan kompetensi yang intensif, dan kini siap menjadi garda depan narasi toleransi dan kerukunan di ruang-ruang siaran dan media sosial.
Andre M. Sastro selaku perwaklan perusahaan Insania FM Radio Network memberikan dukungan penuh atas bergabungnya staf radio asal Sorong, Papua Barat dalam agenda Kementerian Agama RI.
“Penyiar muda adalah mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan pesan keagamaan yang damai, toleran, dan sesuai konteks zaman. Dengan bergabungnya Bagas Hadi Anafi dari Insania FM Sorong dapat menjangkau secara luas dalam menyebarkan pesan keagamaan di Papua Barat”, ungkap Komisaris Utama Perusahaan Jaringan Insania FM.
Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI, Ahmad Zayadi, menjelaskan bahwa MMA bukan sekadar produk pelatihan, tetapi merupakan gerakan strategis anak muda untuk menjaga nalar publik dan menyuarakan nilai-nilai agama yang damai, relevan, dan menyentuh hati.
“Di era digital saat ini, menjadi influencer itu sangat mudah. Yang menantang justru adalah menjadi influencer spiritual, yakni sosok yang mampu menggerakkan hati, menyatukan nilai, dan menyampaikan pesan agama secara menyentuh dan membumi” ungkapnya.
Berikut daftar 60 penyiar muda yang dikukuhkan sebagai Moderate Millennial Agent Kementerian Agama RI:
- Abdul Aziz (Jawa Tengah)
- Septirini Sekar Nusantari (Jawa Tengah)
- Muhammad Zahir (DKI Jakarta)
- Amrie Ummul Hidayati (DKI Jakarta)
- Selamat Ariga (Aceh)
- Sri Julanita J. Jasin (Gorontalo)
- Novel Syeban (Jawa Timur)
- Audityas Megasari (Jawa Timur)
- Yoga Maulana (Jambi)
- Riska Amelia (Jambi)
- Andri Haristiawan (Banten)
- Muchamad Dzia Ulchaq (Jawa Barat)
- Lusi Ayuandisnah (Jawa Barat)
- Heri Gunawan (Kalimantan Barat)
- Vera Puji Lestari (Kalimantan Barat)
- Saureza Zulykha Ajeng N. Nuura (DI Yogyakarta)
- Sumardi Hussein (Lampung)
- Shalwa Sakinah (Lampung)
- Safril (Bangka Belitung)
- Chantika Dinah Putri (Bangka Belitung)
- Indah Septirisani (Bengkulu)
- Ade Fitriah Albar (Sulawesi Barat)
- Alwiyah Nur Syarif (Sulawesi Selatan)
- Rifandi Mokoginta (Sulawesi Utara)
- Dewi Purwati (Sulawesi Utara)
- Moh Rifaldi (Sulawesi Tengah)
- Yulia Wulandari (Sulawesi Tengah)
- Muh Al Amin Halaq (Sulawesi Tenggara)
- Sri Ayuni Purnama Sari (Sulawesi Tenggara)
- Muhammad Padhliansyah (Kalimantan Selatan)
- Arini Khusna Khuluqiki (Kalimantan Selatan)
- Muchammad Riyan (Kalimantan Utara)
- Renny Octahriani Ningitas (Kalimantan Utara)
- Muhammad Alfi Hidayat (Kalimantan Timur)
- Octary Nur (Kalimantan Timur)
- Muhammad Hasfi (Kalimantan Tengah)
- Nana Tauran Sidik (Kalimantan Tengah)
- Oktafril Febriansyah (Sumatera Barat)
- Rani Zuwe (Sumatera Barat)
- Sukemi (Riau)
- Agus Pranoto (Riau)
- Shelly Aulia Ramadhanti (Sumatera Selatan)
- Eka Apriyani (Sumatera Selatan)
- Rahmat Ikhsan (Kepulauan Riau)
- Ahmad Rivai Kasim (Kepulauan Riau)
- Juli Julaiha (Sumatera Utara)
- Dian Indah Multazam (Sumatera Utara)
- Insan Ahmad Soleh (Bali)
- Vivia Alifaturrahmah (Bali)
- Mia Rusmayanti (Nusa Tenggara Barat)
- Ahda Sabila (Nusa Tenggara Barat)
- Hasbi Maulana (Nusa Tenggara Timur)
- Ratna Asmawati (Nusa Tenggara Timur)
- Mokhsin (Maluku)
- Devi Alfiani (Maluku)
- Tasnim Nirwan (Maluku Utara)
- Muhammad Haikal Dapitan (Maluku Utara)
- Arya M. Fajri Rozaq (Papua)
- Abdul Aziz (Papua Barat)
- Bagas Hadi Anafi (Papua Barat)